• Kenali Potensi Diri Kita

    Sebelum Kita lebih jauh mempelajari strategi dan ide bisnis yang kita jalankan ada lebih baiknya jika kita ketahui dulu tentang potensi yang ada dalam diri kita

  • Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

    Ide bisnis rumahan atau peluang usaha dengan modal kecil yang paling menjanjikan untuk dikelola sendiri atau bersama dengan anggota keluarga sebenarnya sangat banyak ragamnya. Bahkan tidak jarang dari yang semula hanya sekedar coba coba justru akhirnya menjadi pekerjaan utama dengan potensi penghasilan yang cukup membanggakan.

  • Usaha Yang Cocok di Desa

    Bismillah… Kalau kita hidup di kota akan jauh lebih mudah menemukan ide bisnis yang banyak dan bisa dijalankan, ketimbang bila kita hidup jauh dari kota (desa). Seperti yang kita tahu pertumbuhan ekonomi di desa tidak bisa disamakan dengan pertumbuhan ekonomi kota. Hal itu juga yang harusnya menjadi alasan untuk kita bisa menentukan ide bisnis yang tepat untuk bisa dijalankan di masyarakat desa.

  • Cara Meningkatkan Traffic Blog

    Belajar seo dan belajar untuk mendatangkan traffik ke blog memang butuh ketekunan, mungkin selama ini, banyak sekali pertanyaan: bagaimana ya Cara Untuk Meningkatkan Traffic Blog/website? Jika anda seorang blogger atau pemilik sebuah website, anda pasti menginginkan traffic yang lebih banyak untuk blog atau website anda tersebut.

Selasa, 27 Agustus 2013

# 1.Anak Emas,dari Keluarga Miskin



# 1.Anak Emas,dari Keluarga Miskin
Senja menukik, tertelan rimbunnya dedaunan. Menyisakan sorot-sorot cahaya yang sangat indah,menembus celah-celah dedaunan. Sedang didahan-dahan yang sebagian telah mengering,bertenggerlah beberapa ekor burung prenjak,terlihat sang induk sedang membagikan makanan yang telah ia dapatkan hari ini untuk anak-anaknya yang masih kecil dan tertatih-tatih, sudah seharian anak-anak burung itu menunggu jatah makannya. Suaranya berkicau riang penuh suka cita,dan alampun gembira melihat pesona indahnya kasih sayang yang terhampar,dengan mengirimkan seikat angin lembut yang menerpa penuh mesra seakan ikut menyapa dan memberikan kehangatan pada setiap dentuman peristiwa.

Langit yang memerah berganti kebiruan dan akhirnya gelap. Sang senjapun tutup usia,dan digantikanlah dengan iringan puji-pujian dari seluruh penjuru dunia. Mengagungkan Asma Tuhan Maha Pencipta yang Mulia. Melalui corong-corong penuh keparauan disurau-surau, kadang terdengar lengkingan suara missing yang beradu dengan suara tugas Mulia sebagai seorang Muadzin.
le..(nak) lek ndang nyang langgar (mushola)..!!” suara serak dari balik kain kumal penuh lubang, penyekat ruang tamu dengan dapur.
nggih bu’e,ini hasbi lagi ngambil sarung,sama peci..” hasbi kecil menjawab penuh dengan ketundukan perintah ibunya yang tercinta.
jangan lupa,sekalian bawa iqra’nya ya, itu bu’e taruh dilemari..”
Iya bu’e..hasbi pamit..Assalamualaikum…”
waalaikumsalam…”
Setelah mengecup punggung tangan ibunya,hasbi bergegas berjalan cepat dengan mendekap iqra’ lusuh didadanya,yang sudah ibunya belikan setahun lalu.
***
Bu ruminah,adalah seorang ibu yang memilki tiga orang anak, sepeninggal suaminya yang terkena serangan penyakit ashma, bu ruminah harus pontang-panting untuk mengurus ketiga anaknya. Anaknya yang pertama adalah Tari, dia baru saja lulus dari SMP, dan ingin sekali bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA, namun karena Bu Ruminah tidak mempunyai cukup biaya,dia hanya bisa menyekolahkan Tari sampai SMP saja. Sebagai anak pertama, Tari-lah yang menjadi tumpuan Bu Ruminah untuk membantunya dalam merawat dan membesarkan kedua adiknya Syaiful dan Hasbi. Setelah tiga tahun yang lalu, Tari yang lulus dengan nilai yang cukup baik dibandingkan teman-temannya, tapi Tari harus puas,karena sebaik apapun nilainya ternyata hanya menjadi seonggok kertas yang tak berharga. Cukup puas hanya sebagai tenaga penjaga toko kelontong milik saudagar kaya di kampungnya, yang terkenal pelit meski sudah bertitel haji.
Tiga tahun sudah dia menahan kepayahan, merasakan betapa sulitnya mencari sepeser uang. Demi ibu dan adik-adiknya. Nalurinya sudah tidak bisa dia tahan, puncaknya dia keluar dari toko itu, dan ingin merantau saja.
Tari bertekad setelah dia tidak mungkin meneruskan sekolahnya, dia ingin merantau  ke Jakarta dan kerja di pusat ibu kota. Dia ingin mencari uang sebanyak-banyaknya dan bisa dikumpulkan untuk biaya sekolah adik-adiknya, dan sebagian bisa dia gunakan untuk menyambung mimpinya yang sempat terputus oleh kelamnya takdir.
Meski bu Ruminah keberatan dengan keputusan anak gadisnya itu, bu ruminah hanya bisa memberikan alternatif agar mencari pekerjaan yang dekat dengan rumah, dan bisa sewaktu-waktu pulang. Agar sekalian bisa mengawasi diri dan adik-adiknya. Namun,bu ruminah juga tahu betapa tidak mudahnya mencari pekerjaan, jika hanya berbekal ijazah SMP. Paling banter,hanya jadi kuli cuci rumah tangga, dan tenaga pembantu dirumah-rumah mewah.
Berbekal informasi dari pamannya yang sudah bertahun-tahun hidup dijakarta sebagai pengayuh becak, Tari tetap membulatkan tekad untuk pergi ke Jakarta dan mengadu nasib dikejamnya ibu kota.
Suatu siang yang mulai beranjak sore, dengan udara yang masih terasa panas.
bu, Tari berangkat ya..Tari mohon doane Bu’e, semoga Tari segera bisa mendapatkan pekerjaan. “ Tari berlinang air mata..
pasti nduk, bu’e selalu mendoakanmu…maafkan bu’e ya nduk..!!” bu ruminah,tak kalah histeris, menahan kepiluan hati,tidak hanya perasaan bersalahnya yang tidak mampu menyekolahkan anak gadisnya,tapi juga harus menahan kepergian anak sulungnya merantau ke Jakarta.
sudahlah bu, mungkin ini jalan hidup yang harus Tari tempuh dan tanggung sebagai anak sulung” Tari mencoba menenangkan hatinya dan hati Ibunya.
Tari jangan benci sama bu’e ya…!!”
sudah bu’e, Tari tidak mungkin to membenci Bu’e.Tari bertekad,untuk bisa memberikan kebanggaan sama Bue dan adik-adik,bahwa meski Tari hanya seorang wanita dan Cuma lulusan SMP, tapi Tari bisa mencari uang dan bisa menyekolahkan adik-adik.”
 sudah semakin sore, Tari berangkat ya Bu…”
hati-hati ya anak gadisku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sampai di Jakarta segera kabari bu’e, telpon ke nomornya mas Hanisf saja, sudah punya nomornya mas Hanif to..?”
mpun Tari simpen kok Bu..”
sama satu lagi nduk, jangan sekali-kali Tari melupakan Gusti Allah,ingat dalam keadaan apapun Tari harus tetap sholat, meski kita tidak punya apa-apa tapi kita masih punya Gusti Allah yang akan siap menolong kita dimanapun.Mohon petunjukNya selalu.” Bu ruminah banyak memberikan pesan kepada Tari. Naluri seorang ibu,yang merasakan kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
Tari berangkat Bu, assalamualaikum…” seiring mengecup punggung tangan Ibunya,dengan diiringi linangan air mata yang tumpah menetes di pipi,Tari memeluk erat tubuh ringkih Ibunya, ibu yang selama ini telah banyak memberikan kasih sayang yang tak terkira, pasti nanti di Jakarta dia akan merindukan sosok Ibu, yang takkan dia dapati. Sanggupkah dia melewati hari-hari penuh perjuangan tanpa ada sosok Ibu yang ada disampingnya.
***

Tukang Becak saja Bisa Menyekolahkan ke-5 Anaknya..



# 2. Tukang Becak yang Bisa Menyekolahkan Kelima Anaknya
Jakarta, 09 september 2005
Pagi buta, matahari masih tampak sayup menampakkan cahaya,tapi langit Jakarta seolah telah terang benderang. Gedung-gedung yang angkuh penuh congkak berdiri megah memamerkan kesombongannya pada sisi gubuk-gubuk kumuh,kumal,tak terurus memperlihatkan perlawanan yang sengit. Semua orang punya kepentingan dan kepentingan orang kaya yang sombonglah yang akan selalu menang.

Roda bus terhenti pada sebuah agen pemberhentian, Tari yang hanya berbekal alamat pamannya yang bernama Slamet dan nomor handphonnya, Tari berusaha mencari wartel  agar bisa mengabari pamannya kalau dia sudah sampai di Jakarta.
Sayup-sayup matanya yang masih lelah, karena hampir disepanjang perjalanan dia tidak memicingkan matanya dari melihat dunia baru, dunia nyata yang akan dia hadapi. Membayangkan pekerjaan apa yang akan dia geluti,membayangkan dekapan hangat ibunya, membayangkan Hasbi dan Syaiful adik-adiknya,membayangkan masa depannya yang begitu suram. Aahh….tidak bisa membuat mata terpejam semalaman.
Dengan bertanya pada tukang ojek bajai,yang mangkal dekat dengan agen pemberhentian bus, Tari  bertanya
maaf pak’e,ada wartel dimana ya..?”  Tari bertanya dengan logat bahasanya yang masih medok.
oh ayo tak terke,nek neng kene no ora enek..(oh..ayo saya antarkan,kalau disini tidak ada)..” bapak tukang bajai yang tahu Tari masih medok bahasanya,menimpali dengan logat asli jawa.
bapak’e tiang jawi to..( bapak orang jawa to)?” Tari yang heran,dalam benaknya orang Jakarta itu tidak bisa ngomong dengan bahasa daerah.
oalah..mbak-mbak, Jakarta ki isine wong jowo kabeh, coba to nek pas bodho lak Jakarta sepi nyenyet.(Jakarta itu isinya orang jawa semua,coba kalau pas lebaran pasti Jakarta sepi)” bapak tukang bajai menerangkan, suaranya yang keras terkadang hilang kalah dengan suara deru bajai yang memekakkan telinga.
Sejenak Tari terdiam yang ada hanya terdengar suara bajai yang memecahkan kesunyian pagi. Menggiringnya pada roda nasib yang siap akan mengubah nasib hidupnya.
***
“Pak lek..ini Tari saya sudah sampai di Jakarta, sekarang sedang di wartel yang dekat dengan rumah susun”
Tak berselang lama,
Datanglah seorang laki-laki bertubuh gempal,hitam berminyak, dengan kumis sedikit tebal menghiasi wajah garangnya, meskipun sudah kurang lebih dua tahun Tari tidak bertemu dengannya, Tari tidak lupa dengan pamannya itu.
pak lek slamet, gimana kabarnya….?” Tari menjabat tangan kekar pamannya.
baik-baik, Ini bener Tari..?,kok sudah gadis to, ayu pisan…” Pamannya menerima jabatan keponakannya dengan perasaan yang tidak karuan,dan setengah tidak percaya. Keponakannya yang dahulu diwaktu kecil sering dia timang dan minta dibelikan mainan, kini beranjak menjadi gadis remaja yang matang dan memancarkan kecantikan alami.
iya bener to pak lek, saya saja tidak pangling sama pak lek.. ”
pak lek bener-bener pangling lho nduk(sebutan untuk anak gadis)…”
“yo sudah sekarang ayo ke kontrakane pak lek, sini barangnya paklek bawakan..
Dengan menaiki becak yang biasa digunakan pamannya Slamet mencari penghidupan sebagai pengayuh becak selama bertahun-tahun, Tari tertegun dan memikirkan nasib pamannya, becak inilah yang bisa menyekolahkan kelima anaknya. Meski orang dikampung sana tidak tahu, betapa perjuangan pamannya yang sangat keras demi mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk masa depan anak dan keluarganya. Sungguh sangat berlawanan dengan apa yang Tari lihat di kampung halaman sana. Jauh-jauh ke Jakarta hanya jadi tukang becak, ah..sekali lagi inilah takdir,takdir yang akan selalu menyertai setiap perjalanan hidup manusia.

Apakah paklek Slamet merasa menyesal, jika jauh-jauh dari kampung halaman sana, ke Jakarta hanya jadi tukang becak?, atau ada orang yang lebih parah dengan kondisi paklek slamet, yang dengan bersusah payah dari kampung datang ke Jakarta tapi tak punya arah dan tujuan,gambaran banyak orang yang sudah pernah ke Jakarta, cari uang di sini itu mudah, tapi kenyataanya…menyesakkan dada. Sekali lagi hidup itu adalah pergiliran takdir,yang sudah tersimpan rapi di mega server Lauhul mahfudz.   
Entah baik atau buruk, takdir tetaplah harus di jalani. Baik dan buruk akan selalu menjadi teman yang setia, dalam perjalanan hidup manusia. Manusia sudah diberikan paket pilihan oleh Tuhan Yang Maha Adil, tinggal manusia yang bebas memilihnya.
Tari khusyuk larut dalam sholatnya, meski terkadang mulai terganggu dengan suara bising keramaian  pagi yang sudah mulai menggeliat

Manusia Diciptakan Untuk Sukses...SUMPAH..Tidak Bohong..!!



Manusia lahir kedunia bersama paket kesuksesannya masing-masing, banyak orang yang menyangka sukses itu suatu yang luar biasa, didapatkan dengan cara yang tidak biasa, lewat proses yang rumit dan njelimet. Padahal sukses itu hanya butuh sedikit ilmu dan sedikit usaha untuk bisa mendapatkannya. 
Suatu hari ada seorang kakek renta yang hidup sebatang kara disebuah pulau ditengah-tengah laut. Pulau itu terkenal dengan kesuburannya, sang kakek juga adalah orang yang gemar beribadah, sepanjang hidupnya dia pergunakan untuk bekerja dan beribadah. 
Suatu hari turunlah hujan yang begitu lebat, sehingga terendamlah sebagian pulau tersebut, sang kakek lantas berdoa “ Tuhan, saya percaya Engkau sayang kepadaku, Engkau tidak akan menenggelamkan aku dan orang-orang di pulau ini.” 
Tetapi hujan tidak juga lekas reda, malah semakin deras, beberapa jam kemudian air bah mulai menenggelamkan setengah lebih pulau itu, sehingga banyak orang-orang yang meninggalkan rumah, dan harta bendanya untuk pergi mengungsi di pulau lain yang lebih aman. Orang-orang banyak menawarkan kepada kakek untuk juga ikut serta mengungsi, tapi sang kakek tidak mau. Dia masih percaya, bahwa Tuhan sayang kepadanya dan akan menolongnya. Para relawan berdatangan untuk memberikan pertolongan dengan perahu karet, untuk menolong sang kakek, tetap saja kakek tidak bergeming, dan tetap  menolak ajakan dari para relawan. Tak berselang lama air bah telah menenggelamkan pulau tersebut, kemudian sang kakek, kebingungan dan menaiki genting rumahnya, dan terus berdoa. “ Tuhan, tolonglah aku…selamatkanlah aku, aku percaya Engkau sayang kepadaku.” Kemudian datanglah helicopter dari tim sar, guna menyisir kalau-kalau masih ada warga yang ketinggalan di pulau tersebut. Lalu tim sar menemukan kakek tersebut, dan melemparkan tali seraya berkata “ ayo, kek, cepat, kakek tinggal sendiri disini, pulau sebentar lagi akan tenggelam. 
Tetapi apa jawab sang kakek, “ Tidak, saya tetap tidak mau, saya percaya Tuhan sayang kepada saya, Dia akan menolong saya. “ 

Singkat cerita kakek itu meninggal tenggelam. Lalu di akhirat, kakek bertemu dengan malaikat. “Malaikat, katanya Tuhan sayang kepada saya, kenapa Dia membiarkan saya tenggelam?” Apa jawab sang malaikat, “ Nggak menolong gimana, pertama kita sudah mengajak lewat orang-orang, kemudian menawarkan perahu karet, lalu yang terakhir menurunkan helicopter untuk menolongmu, lha kamu nggak mau… Tuhan kira, kamu mau mati.”

Dari Ilusttrasi diatas menggambarkan kesuksesan tidak dihadiahkan lewat kejadian yang luar biasa, dan lewat perjuangan yang luar biasa, hanya sedikit ilmu dan kemauan agar semuanya menjadi lebih mudah.


Bukti paling nyata adalah, hadirnya Kita adalah satu dari 200 juta lebih sel sperma Ayah yang sukses, dan bertahan untuk bisa sampai di rahim Ibu kita. Artinya dari awal kita memang sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi seorang pemenang, dan sukses didunia. 
Hanya terkadang kita selalu beranggapan bahwa sukses itu selalu diukur dengan materi dan kemewahan yang melimpah. Sukses menjadi pribadi yang paling bermanfaat. Menjadi anak yang berbakti, menjadi Ayah yang tanggung jawab, menjadi Ibu yang penyanyang, adalah bagian dari paket kesuksesan hidup itu sendiri.

Jadilah Orang yang Sukses dengan Apapun keadaan yang kita hadapi sekarang ini.