• Kenali Potensi Diri Kita

    Sebelum Kita lebih jauh mempelajari strategi dan ide bisnis yang kita jalankan ada lebih baiknya jika kita ketahui dulu tentang potensi yang ada dalam diri kita

  • Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

    Ide bisnis rumahan atau peluang usaha dengan modal kecil yang paling menjanjikan untuk dikelola sendiri atau bersama dengan anggota keluarga sebenarnya sangat banyak ragamnya. Bahkan tidak jarang dari yang semula hanya sekedar coba coba justru akhirnya menjadi pekerjaan utama dengan potensi penghasilan yang cukup membanggakan.

  • Usaha Yang Cocok di Desa

    Bismillah… Kalau kita hidup di kota akan jauh lebih mudah menemukan ide bisnis yang banyak dan bisa dijalankan, ketimbang bila kita hidup jauh dari kota (desa). Seperti yang kita tahu pertumbuhan ekonomi di desa tidak bisa disamakan dengan pertumbuhan ekonomi kota. Hal itu juga yang harusnya menjadi alasan untuk kita bisa menentukan ide bisnis yang tepat untuk bisa dijalankan di masyarakat desa.

  • Cara Meningkatkan Traffic Blog

    Belajar seo dan belajar untuk mendatangkan traffik ke blog memang butuh ketekunan, mungkin selama ini, banyak sekali pertanyaan: bagaimana ya Cara Untuk Meningkatkan Traffic Blog/website? Jika anda seorang blogger atau pemilik sebuah website, anda pasti menginginkan traffic yang lebih banyak untuk blog atau website anda tersebut.

Selasa, 05 Juli 2011

Bisnis Pembesaran Lele dengan Kolam Terpal


merupakan ide bisnis yang cukup menarik untuk kita pelajari.  Banyaknya penggemar lele, menjadi peluang besar bagi usaha ini. Selain itu usaha pembesaran lele dengan kolam terpal lebih murah dan mudah, dibandingkan dengan usaha budidaya lele yang menggunakan kolam permanen. Sehingga para pelaku usaha lebih senang menggunakan metode ini untuk menjalankan usahanya.
Konsumen
Lele merupakan jenis ikan yang harga jualnya cukup murah. Sehingga ikan ini bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Konsumen tetap usaha pembesaran lele yaitu para pedagang ikan dipasar, yang mengambil stok dagangannya dari para pengusaha pembesaran lele. Selain dibeli para pedagang ikan segar, ikan lele juga sering dicari para pelaku bisnis makanan seperti pedagang pecel lele, pembuat nugget lele, atau para pemilik catering yang ada di sekitar lokasi pembesaran lele.
Info bisnis
Usaha pembesaran lele kolam terpal dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kolam terpal diatas permukaan tanah (tidak perlu mengggali tanah), kolam terpal dibawah permukaan tanah (menggali tanah), kolam beton yang dilapisi terpal.
Proses pembesaran lele menggunakan kolam terpal tidak berbeda dengan kolam permanen.
Berikut langkah – langkah yang harus diperhatikan pada proses pembesaran, setelah kolam terpal telah selesai dibuat :
1. Pemilihan bibit
Lebih baik gunakan bibit lele yang sudah bisa mengkonsumsi pellet F999 (pellet butiran) biasanya bibit umur 2 minggu yang berukuran 7 cm sampai 9 cm, agar lebih mudah perawatannya. Karena bibit yang terlalu kecil, masih mudah mati bila dipindahkan ke lingkungan yang baru. Untuk kolam terpal ukuran 2×3 meter bisa dimasukan bibit lele sebanyak 1000 ekor dengan ketinggian air 30 cm.
2. Pemberian pakan
Pakan utama untuk pembesaran lele adalah pelet (makanan pabrik), untuk umur 2 minggu menggunakan pelet F 999, kemudian menggunakan 781-2 untuk umur setelah 2 minggu hingga 2 bulan,  serta 781 untuk umur setelah dua bulan hingga siap panen sekitar umur 3 bulan. Selain pelet, pakan yang dapat digunakan untuk mengurangi pengeluaran yaitu pakan tambahan berupa keong emas yang direbus, dedak halus, ampas rumah tangga, maupun ikan yang telah dihancurkan. Pemberian makan dilakukan sehari 3 kali, untuk malam hari berikan pakan lebih banyak karena pada malam hari nafsu makan lele lebih besar.
3. Pengairan kolam terpal
Untuk pengairan kolam terpal pada awal proses, kolam diisi 30 cm air dan didiamkan selama 1 minggu sebelum dimasukan bibit lele. Penambahan air dilakukan dari mulai 30 cm hingga 80 cm, penambahan secara bertahap sebanyak 15 cm setiap bulannya. Sedangkan untuk pergantian air sampai umur dua bulan sebanyak 2 kali, namun jika sudah terlihat kotor bisa diganti airnya agar tidak menimbulkan penyakit pada lele. Pada saat pergantian air, lakukan penyortiran pula pada lele. Pisahkan lele yang pertumbuhannya lebih cepat, dengan lele yang masih kecil. Hal ini untuk menghindari penuhnya kolam karena sudah banyak yang lebih lebasr, dan menghindari kesempatan lele besar yang memakan lele kecil.
4. Pemanenan
Lele dapat dipanen setelah 3 bulan, biasanya lele yang diminati pasaran yaitu lele ukuran 5 sampai 10 ekor / kg atau sesuai dengan permintaan pasar. Pada kolam terpal, panen lele dapat dilakukan bersamaan dengan proses sortir.
Kelebihan bisnis
Kolam terpal dipilih sebagai alternatif untuk peluang bisnis pembesaran lele karena memberikan banyak keuntungan. Usaha ini membutuhkan biaya yang relatif murah dan dinilai lebih praktis, dapat dibuat sendiri karena tidak serumit kolam permanen yang terbuat dari beton. Keuntungan lainnya dari kolam terpal ini yaitu kolam mudah dibongkar pasang, sehingga bisa dipindah tempat jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Selain itu kondisi air kolam juga lebih terkontrol kebersihannya.
Kekurangan bisnis
Pembesaran lele membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 3 bulan, jadi omset yang diterima juga menunggu masa pemanenan lele. Sehingga setiap harinya hanya biaya operasional saja yang dikeluarkan, sedangkan omset dan keuntungan baru bisa diperoleh setelah pemanenan lele. Selain itu kebersihan air kolam dan pemberian pakan juga harus diperhatikan, karena lele dapat terserang penyakit jika perawatannya kurang terjaga.
Pemasaran
Pemasaran usaha ini lebih mengandalkan menjaga kualitas hasil panen lele yang bagus dan harganya juga bersaing. Sehingga secara tidak langsung pemasaran dibantu dari promosi melalui mulut ke mulut. Selain itu bisa juga menjalin kerjasama dengan para pedagang ikan di pasar, atau pelaku bisnis makanan yang membutuhkan persediaan lele. Peluang pasar bisa lebih luas, jika Anda membidik industri sebagai target pasar bisnis pembesaran lele.
Kunci sukses
Agar panen lele Anda maksimal, sebaiknya perhatikan langkah – langkah proses pembesaran lele. Sehingga lele tidak sampai terkena penyakit yang menyebabkan kualitas ikan lele menurun. Selain itu perluas kerjasama Anda dengan pelaku industri yang membutuhkan lele, sehingga pasar Anda semakin luas dan omset pun semakin meningkat.
5. Analisa Ekonomi
Dengan asumsi penggunaan 3 kolam terpal dengan ukuran 2 x 3 meter,
dan bibit lele 1000 ekor/kolam.
Modal Awal
Bibit lele (@ Rp 350,00 x 3000 ekor)                   : Rp 1.050.000,00
3 buah terpal ukuran 2 x 3 meter (@ Rp 150.000,00 x 3) : Rp   450.000,00
Peralatan tiang kolam  (bambu, kayu tiang, dan paku)   : Rp   300.000,00
Selang air 20 meter                                    : Rp    50.000,00
Ember /baskom besar 3 buah                             : Rp    30.000,00 +
Total                                                    Rp 1.880.000,00
Biaya Operasional 
Pakan Rp 200.000,00/sak x 10 sak                       : Rp 2.000.000,00
Biaya transport                                        : Rp   100.000,00
Biaya lain – lain                                      : Rp    50.000,00 +
Total                                                  : Rp 2.150.000,00
Omset
Penjualan hasil panen (Rp 11.000,00/kg  x 300 kg)      = Rp 3.300.000,00
Laba bersih 
Rp 3.300.000,00 – Rp 2.150.000,00                      = Rp 1.150.000,00

sumber:bisnisukm.com
Sumber gambar : http://www.suarakomunitas.net/content/images/1233365738-m.jpg dan http://wongkebon.wordpress.com/

Memilih Bisnis Online atau Ofline?


Memilih peluang bisnis yang sesuai dengan potensi diri kita ternyata tidaklah serumit yang dibayangkan sebelumnya. Ada berbagai pilihan bidang usaha yang dapat kita jalankan dari yang bermodal kecil sampai bisnis yang bermodal besar. Dan dari sekian banyak jenis bisnis yang kita kenal, secara umum peluang bisnis juga dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu bisnis online (peluang bisnis di internet) dan bisnis offline (bisnis konvensional).
Pada dasarnya bisnis online atau offline sama-sama menjanjikan keuntungan yang cukup besar. Namun dalam praktek nyata terdapat beberapa perbedaan yang sering membuat para pencari usaha memilah-milah mana peluang bisnis yang sesuai dengan potensi dirinya. Sehingga ada sebagian pelaku usaha yang memilih berbisnis online dan ada pula sebagian lainnya yang lebih memilih bisnis offline sesuai dengan kemampuannya. Lalu, manakah peluang bisnis yang paling sesuai dengan potensi bisnis Anda, Bisnis online atau offline?
Berikut ini kami informasikan beberapa perbedaan antara bisnis online dan bisnis offline yang dapat Anda jadikan sebagai tambahan informasi sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan.

Modal usaha

Dalam menjalankan bisnis online, modal usaha yang paling penting adalah jaringan internet dan pengetahuan umum dibidang internet marketing. Selanjutnya untuk masalah produk, Anda tidak perlu memproduksinya secara langsung. Dunia maya membukakan peluang bagi Anda untuk dapat memasarkan produk orang lain melalui program affiliate marketing yang sekarang banyak ditawarkan di internet. Jadi, modal usaha yang Anda butuhkan tidaklah terlalu besar.
Sedangkan untuk bisnis offline, modal usaha yang dibutuhkan cukup banyak. Dari mulai menyiapkan lokasi usaha, peralatan dan perlengkapan, persediaan produk, SDM, media pemasaran, dll. Sehingga bisnis offline cenderung membutuhkan modal usaha yang lebih besar jika dibandingkan dengan bisnis online.
Jangkauan pasar
Menjalankan bisnis di internet tentunya memudahkan para pelaku usaha untuk dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Sebab dengan bantuan jaringan internet yang tidak terbatas, para pelaku usaha dapat menjangkau calon konsumen yang tersebar diberbagai negara, sehingga tidak hanya membidik pasar lokal saja.
Tidak seperti yang terjadi pada bisnis online, jangkauan pasar bisnis offline sangatlah terbatas. Biasanya para pelaku usaha hanya membidik konsumen lokal dalam praktek usahanya. Sebab untuk menjangkau pasar yang lebih luas dibutuhkan penambahan modal usaha yang tidak sedikit, sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam memperluas jangkauan pemasaran.
Waktu kerja
Menjalankan bisnis online tidak dibatasi oleh waktu, bahkan bisnis ini dapat beroperasi non-stop selama 24 jam. Sebab selama proses operasional usaha yang berjalan adalah sistem, sedangkan pemilik usaha hanya bertugas mengoptimalkan kerja sistem dan memberikan follow up atas permintaan konsumen yang telah masuk.
Lain halnya dengan bisnis offline yang operasional usahanya memiliki batasan waktu tertentu. Biasanya kebanyakan pelaku bisnis offline masih menjalankan bisnisnya dengan batasan waktu yang telah ditentukannya, misalnya saja seperti membuka toko kelontong dari jam 08.00 – 22.00 dan selebihnya toko ditutup.

Resiko bisnis

Setiap peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang dimiliki tiap usaha tidak selalu sama. Begitu juga dalam menjalankan bisnis online ataupun bisnis offline, masing-masing peluang memiliki resiko bisnis yang harus siap dihadapi para pelaku usaha. Dalam menjalankan bisnis online salah satu resiko yang dihadapi para pelaku usaha yaitu ketergantungan bisnis online terhadap posisi website atau blog yang digunakan pada mesin pencarian. Bahkan bisa dikatakan naik turunnya bisnis online tergantung dengan pagerank yang dimiliki, semakin tinggi pageranknya maka semakin besar pula peluang Anda untuk mendapatkan omset besar, dan begitu pula dengan sebaliknya. Karena itu dalam menjalankan bisnis online membutuhkan fokus kerja yang cukup tinggi.
Sedangkan pada bisnis offline, resiko yang paling sering dihadapi pelaku usaha yaitu besarnya tingkat persaingan di pasar lokal. Terbatasnya jangkauan pasar pada bisnis offline membuat para pelaku usaha saling berebut pasar untuk menawarkan produk-produknya. Jadi bisa dipastikan bila kondisi tersebut membuat persaingan pasar di bisnis offline menjadi lebih tinggi dibandingkan di bisnis online. Hingga pada akhirnya tidak semua pelaku usaha berhasil memenangkan persaingan pasar, dan terpaksa harus gulung tikar di tengah persaingan yang semakin padat.
Nah, setelah membahas beberapa perbedaan yang terdapat pada bisnis online dan offline, selanjutnya Anda dapat menentukan peluang bisnis manakah yang paling sesuai dengan potensi Anda. Dan semoga sedikit informasi yang telah kita bahas bersama dapat bermanfaat bagi para pembaca serta membantu para pemula dalam memilih peluang usaha yang akan dijalankan. Selamat berkarya dan salam sukses.

sumber:bisnisukm.com
Sumber gambar :http://profilbisnis.com/wp-content/uploads/2010/04/business-concept-Small.jpg dan http://triwahyudi.com/wp-content/uploads/online-vs-offline.jpg

Senin, 04 Juli 2011

Bisnis Kreatif

Dengan Kemajuan disegala bidang disendi kehidupan,menuntut kita agar bisa menghadapinya dengan kemampuan yang bisa kita gali dan kita kembangkan dengan penuh kreatif.Ide bisnis kreatif itu bisa datang dari arah manapun,baik dari sektor kuliner,minuman,industri handycraft atau industri rumahan yang bisa dikerjakan dengan tenaga rumahan.Hal ini akan memicu perkembangan ekonomi yang cukup tinggi,ketika ide kreatif itu bisa diterima dan bernilai jual.Permasalahannya sering pada bagaimana menciptakan ide kreatif itu,dan mengaplikasikan dalam bisnis.dan kita dapatkan hasil darinya.