• Kenali Potensi Diri Kita

    Sebelum Kita lebih jauh mempelajari strategi dan ide bisnis yang kita jalankan ada lebih baiknya jika kita ketahui dulu tentang potensi yang ada dalam diri kita

  • Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

    Ide bisnis rumahan atau peluang usaha dengan modal kecil yang paling menjanjikan untuk dikelola sendiri atau bersama dengan anggota keluarga sebenarnya sangat banyak ragamnya. Bahkan tidak jarang dari yang semula hanya sekedar coba coba justru akhirnya menjadi pekerjaan utama dengan potensi penghasilan yang cukup membanggakan.

  • Usaha Yang Cocok di Desa

    Bismillah… Kalau kita hidup di kota akan jauh lebih mudah menemukan ide bisnis yang banyak dan bisa dijalankan, ketimbang bila kita hidup jauh dari kota (desa). Seperti yang kita tahu pertumbuhan ekonomi di desa tidak bisa disamakan dengan pertumbuhan ekonomi kota. Hal itu juga yang harusnya menjadi alasan untuk kita bisa menentukan ide bisnis yang tepat untuk bisa dijalankan di masyarakat desa.

  • Cara Meningkatkan Traffic Blog

    Belajar seo dan belajar untuk mendatangkan traffik ke blog memang butuh ketekunan, mungkin selama ini, banyak sekali pertanyaan: bagaimana ya Cara Untuk Meningkatkan Traffic Blog/website? Jika anda seorang blogger atau pemilik sebuah website, anda pasti menginginkan traffic yang lebih banyak untuk blog atau website anda tersebut.

Selasa, 27 Agustus 2013

# 1.Anak Emas,dari Keluarga Miskin



# 1.Anak Emas,dari Keluarga Miskin
Senja menukik, tertelan rimbunnya dedaunan. Menyisakan sorot-sorot cahaya yang sangat indah,menembus celah-celah dedaunan. Sedang didahan-dahan yang sebagian telah mengering,bertenggerlah beberapa ekor burung prenjak,terlihat sang induk sedang membagikan makanan yang telah ia dapatkan hari ini untuk anak-anaknya yang masih kecil dan tertatih-tatih, sudah seharian anak-anak burung itu menunggu jatah makannya. Suaranya berkicau riang penuh suka cita,dan alampun gembira melihat pesona indahnya kasih sayang yang terhampar,dengan mengirimkan seikat angin lembut yang menerpa penuh mesra seakan ikut menyapa dan memberikan kehangatan pada setiap dentuman peristiwa.

Langit yang memerah berganti kebiruan dan akhirnya gelap. Sang senjapun tutup usia,dan digantikanlah dengan iringan puji-pujian dari seluruh penjuru dunia. Mengagungkan Asma Tuhan Maha Pencipta yang Mulia. Melalui corong-corong penuh keparauan disurau-surau, kadang terdengar lengkingan suara missing yang beradu dengan suara tugas Mulia sebagai seorang Muadzin.
le..(nak) lek ndang nyang langgar (mushola)..!!” suara serak dari balik kain kumal penuh lubang, penyekat ruang tamu dengan dapur.
nggih bu’e,ini hasbi lagi ngambil sarung,sama peci..” hasbi kecil menjawab penuh dengan ketundukan perintah ibunya yang tercinta.
jangan lupa,sekalian bawa iqra’nya ya, itu bu’e taruh dilemari..”
Iya bu’e..hasbi pamit..Assalamualaikum…”
waalaikumsalam…”
Setelah mengecup punggung tangan ibunya,hasbi bergegas berjalan cepat dengan mendekap iqra’ lusuh didadanya,yang sudah ibunya belikan setahun lalu.
***
Bu ruminah,adalah seorang ibu yang memilki tiga orang anak, sepeninggal suaminya yang terkena serangan penyakit ashma, bu ruminah harus pontang-panting untuk mengurus ketiga anaknya. Anaknya yang pertama adalah Tari, dia baru saja lulus dari SMP, dan ingin sekali bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA, namun karena Bu Ruminah tidak mempunyai cukup biaya,dia hanya bisa menyekolahkan Tari sampai SMP saja. Sebagai anak pertama, Tari-lah yang menjadi tumpuan Bu Ruminah untuk membantunya dalam merawat dan membesarkan kedua adiknya Syaiful dan Hasbi. Setelah tiga tahun yang lalu, Tari yang lulus dengan nilai yang cukup baik dibandingkan teman-temannya, tapi Tari harus puas,karena sebaik apapun nilainya ternyata hanya menjadi seonggok kertas yang tak berharga. Cukup puas hanya sebagai tenaga penjaga toko kelontong milik saudagar kaya di kampungnya, yang terkenal pelit meski sudah bertitel haji.
Tiga tahun sudah dia menahan kepayahan, merasakan betapa sulitnya mencari sepeser uang. Demi ibu dan adik-adiknya. Nalurinya sudah tidak bisa dia tahan, puncaknya dia keluar dari toko itu, dan ingin merantau saja.
Tari bertekad setelah dia tidak mungkin meneruskan sekolahnya, dia ingin merantau  ke Jakarta dan kerja di pusat ibu kota. Dia ingin mencari uang sebanyak-banyaknya dan bisa dikumpulkan untuk biaya sekolah adik-adiknya, dan sebagian bisa dia gunakan untuk menyambung mimpinya yang sempat terputus oleh kelamnya takdir.
Meski bu Ruminah keberatan dengan keputusan anak gadisnya itu, bu ruminah hanya bisa memberikan alternatif agar mencari pekerjaan yang dekat dengan rumah, dan bisa sewaktu-waktu pulang. Agar sekalian bisa mengawasi diri dan adik-adiknya. Namun,bu ruminah juga tahu betapa tidak mudahnya mencari pekerjaan, jika hanya berbekal ijazah SMP. Paling banter,hanya jadi kuli cuci rumah tangga, dan tenaga pembantu dirumah-rumah mewah.
Berbekal informasi dari pamannya yang sudah bertahun-tahun hidup dijakarta sebagai pengayuh becak, Tari tetap membulatkan tekad untuk pergi ke Jakarta dan mengadu nasib dikejamnya ibu kota.
Suatu siang yang mulai beranjak sore, dengan udara yang masih terasa panas.
bu, Tari berangkat ya..Tari mohon doane Bu’e, semoga Tari segera bisa mendapatkan pekerjaan. “ Tari berlinang air mata..
pasti nduk, bu’e selalu mendoakanmu…maafkan bu’e ya nduk..!!” bu ruminah,tak kalah histeris, menahan kepiluan hati,tidak hanya perasaan bersalahnya yang tidak mampu menyekolahkan anak gadisnya,tapi juga harus menahan kepergian anak sulungnya merantau ke Jakarta.
sudahlah bu, mungkin ini jalan hidup yang harus Tari tempuh dan tanggung sebagai anak sulung” Tari mencoba menenangkan hatinya dan hati Ibunya.
Tari jangan benci sama bu’e ya…!!”
sudah bu’e, Tari tidak mungkin to membenci Bu’e.Tari bertekad,untuk bisa memberikan kebanggaan sama Bue dan adik-adik,bahwa meski Tari hanya seorang wanita dan Cuma lulusan SMP, tapi Tari bisa mencari uang dan bisa menyekolahkan adik-adik.”
 sudah semakin sore, Tari berangkat ya Bu…”
hati-hati ya anak gadisku, jaga dirimu baik-baik. Jangan lupa sampai di Jakarta segera kabari bu’e, telpon ke nomornya mas Hanisf saja, sudah punya nomornya mas Hanif to..?”
mpun Tari simpen kok Bu..”
sama satu lagi nduk, jangan sekali-kali Tari melupakan Gusti Allah,ingat dalam keadaan apapun Tari harus tetap sholat, meski kita tidak punya apa-apa tapi kita masih punya Gusti Allah yang akan siap menolong kita dimanapun.Mohon petunjukNya selalu.” Bu ruminah banyak memberikan pesan kepada Tari. Naluri seorang ibu,yang merasakan kepergian anaknya untuk selama-lamanya.
Tari berangkat Bu, assalamualaikum…” seiring mengecup punggung tangan Ibunya,dengan diiringi linangan air mata yang tumpah menetes di pipi,Tari memeluk erat tubuh ringkih Ibunya, ibu yang selama ini telah banyak memberikan kasih sayang yang tak terkira, pasti nanti di Jakarta dia akan merindukan sosok Ibu, yang takkan dia dapati. Sanggupkah dia melewati hari-hari penuh perjuangan tanpa ada sosok Ibu yang ada disampingnya.
***

Tukang Becak saja Bisa Menyekolahkan ke-5 Anaknya..



# 2. Tukang Becak yang Bisa Menyekolahkan Kelima Anaknya
Jakarta, 09 september 2005
Pagi buta, matahari masih tampak sayup menampakkan cahaya,tapi langit Jakarta seolah telah terang benderang. Gedung-gedung yang angkuh penuh congkak berdiri megah memamerkan kesombongannya pada sisi gubuk-gubuk kumuh,kumal,tak terurus memperlihatkan perlawanan yang sengit. Semua orang punya kepentingan dan kepentingan orang kaya yang sombonglah yang akan selalu menang.

Roda bus terhenti pada sebuah agen pemberhentian, Tari yang hanya berbekal alamat pamannya yang bernama Slamet dan nomor handphonnya, Tari berusaha mencari wartel  agar bisa mengabari pamannya kalau dia sudah sampai di Jakarta.
Sayup-sayup matanya yang masih lelah, karena hampir disepanjang perjalanan dia tidak memicingkan matanya dari melihat dunia baru, dunia nyata yang akan dia hadapi. Membayangkan pekerjaan apa yang akan dia geluti,membayangkan dekapan hangat ibunya, membayangkan Hasbi dan Syaiful adik-adiknya,membayangkan masa depannya yang begitu suram. Aahh….tidak bisa membuat mata terpejam semalaman.
Dengan bertanya pada tukang ojek bajai,yang mangkal dekat dengan agen pemberhentian bus, Tari  bertanya
maaf pak’e,ada wartel dimana ya..?”  Tari bertanya dengan logat bahasanya yang masih medok.
oh ayo tak terke,nek neng kene no ora enek..(oh..ayo saya antarkan,kalau disini tidak ada)..” bapak tukang bajai yang tahu Tari masih medok bahasanya,menimpali dengan logat asli jawa.
bapak’e tiang jawi to..( bapak orang jawa to)?” Tari yang heran,dalam benaknya orang Jakarta itu tidak bisa ngomong dengan bahasa daerah.
oalah..mbak-mbak, Jakarta ki isine wong jowo kabeh, coba to nek pas bodho lak Jakarta sepi nyenyet.(Jakarta itu isinya orang jawa semua,coba kalau pas lebaran pasti Jakarta sepi)” bapak tukang bajai menerangkan, suaranya yang keras terkadang hilang kalah dengan suara deru bajai yang memekakkan telinga.
Sejenak Tari terdiam yang ada hanya terdengar suara bajai yang memecahkan kesunyian pagi. Menggiringnya pada roda nasib yang siap akan mengubah nasib hidupnya.
***
“Pak lek..ini Tari saya sudah sampai di Jakarta, sekarang sedang di wartel yang dekat dengan rumah susun”
Tak berselang lama,
Datanglah seorang laki-laki bertubuh gempal,hitam berminyak, dengan kumis sedikit tebal menghiasi wajah garangnya, meskipun sudah kurang lebih dua tahun Tari tidak bertemu dengannya, Tari tidak lupa dengan pamannya itu.
pak lek slamet, gimana kabarnya….?” Tari menjabat tangan kekar pamannya.
baik-baik, Ini bener Tari..?,kok sudah gadis to, ayu pisan…” Pamannya menerima jabatan keponakannya dengan perasaan yang tidak karuan,dan setengah tidak percaya. Keponakannya yang dahulu diwaktu kecil sering dia timang dan minta dibelikan mainan, kini beranjak menjadi gadis remaja yang matang dan memancarkan kecantikan alami.
iya bener to pak lek, saya saja tidak pangling sama pak lek.. ”
pak lek bener-bener pangling lho nduk(sebutan untuk anak gadis)…”
“yo sudah sekarang ayo ke kontrakane pak lek, sini barangnya paklek bawakan..
Dengan menaiki becak yang biasa digunakan pamannya Slamet mencari penghidupan sebagai pengayuh becak selama bertahun-tahun, Tari tertegun dan memikirkan nasib pamannya, becak inilah yang bisa menyekolahkan kelima anaknya. Meski orang dikampung sana tidak tahu, betapa perjuangan pamannya yang sangat keras demi mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk masa depan anak dan keluarganya. Sungguh sangat berlawanan dengan apa yang Tari lihat di kampung halaman sana. Jauh-jauh ke Jakarta hanya jadi tukang becak, ah..sekali lagi inilah takdir,takdir yang akan selalu menyertai setiap perjalanan hidup manusia.

Apakah paklek Slamet merasa menyesal, jika jauh-jauh dari kampung halaman sana, ke Jakarta hanya jadi tukang becak?, atau ada orang yang lebih parah dengan kondisi paklek slamet, yang dengan bersusah payah dari kampung datang ke Jakarta tapi tak punya arah dan tujuan,gambaran banyak orang yang sudah pernah ke Jakarta, cari uang di sini itu mudah, tapi kenyataanya…menyesakkan dada. Sekali lagi hidup itu adalah pergiliran takdir,yang sudah tersimpan rapi di mega server Lauhul mahfudz.   
Entah baik atau buruk, takdir tetaplah harus di jalani. Baik dan buruk akan selalu menjadi teman yang setia, dalam perjalanan hidup manusia. Manusia sudah diberikan paket pilihan oleh Tuhan Yang Maha Adil, tinggal manusia yang bebas memilihnya.
Tari khusyuk larut dalam sholatnya, meski terkadang mulai terganggu dengan suara bising keramaian  pagi yang sudah mulai menggeliat

Manusia Diciptakan Untuk Sukses...SUMPAH..Tidak Bohong..!!



Manusia lahir kedunia bersama paket kesuksesannya masing-masing, banyak orang yang menyangka sukses itu suatu yang luar biasa, didapatkan dengan cara yang tidak biasa, lewat proses yang rumit dan njelimet. Padahal sukses itu hanya butuh sedikit ilmu dan sedikit usaha untuk bisa mendapatkannya. 
Suatu hari ada seorang kakek renta yang hidup sebatang kara disebuah pulau ditengah-tengah laut. Pulau itu terkenal dengan kesuburannya, sang kakek juga adalah orang yang gemar beribadah, sepanjang hidupnya dia pergunakan untuk bekerja dan beribadah. 
Suatu hari turunlah hujan yang begitu lebat, sehingga terendamlah sebagian pulau tersebut, sang kakek lantas berdoa “ Tuhan, saya percaya Engkau sayang kepadaku, Engkau tidak akan menenggelamkan aku dan orang-orang di pulau ini.” 
Tetapi hujan tidak juga lekas reda, malah semakin deras, beberapa jam kemudian air bah mulai menenggelamkan setengah lebih pulau itu, sehingga banyak orang-orang yang meninggalkan rumah, dan harta bendanya untuk pergi mengungsi di pulau lain yang lebih aman. Orang-orang banyak menawarkan kepada kakek untuk juga ikut serta mengungsi, tapi sang kakek tidak mau. Dia masih percaya, bahwa Tuhan sayang kepadanya dan akan menolongnya. Para relawan berdatangan untuk memberikan pertolongan dengan perahu karet, untuk menolong sang kakek, tetap saja kakek tidak bergeming, dan tetap  menolak ajakan dari para relawan. Tak berselang lama air bah telah menenggelamkan pulau tersebut, kemudian sang kakek, kebingungan dan menaiki genting rumahnya, dan terus berdoa. “ Tuhan, tolonglah aku…selamatkanlah aku, aku percaya Engkau sayang kepadaku.” Kemudian datanglah helicopter dari tim sar, guna menyisir kalau-kalau masih ada warga yang ketinggalan di pulau tersebut. Lalu tim sar menemukan kakek tersebut, dan melemparkan tali seraya berkata “ ayo, kek, cepat, kakek tinggal sendiri disini, pulau sebentar lagi akan tenggelam. 
Tetapi apa jawab sang kakek, “ Tidak, saya tetap tidak mau, saya percaya Tuhan sayang kepada saya, Dia akan menolong saya. “ 

Singkat cerita kakek itu meninggal tenggelam. Lalu di akhirat, kakek bertemu dengan malaikat. “Malaikat, katanya Tuhan sayang kepada saya, kenapa Dia membiarkan saya tenggelam?” Apa jawab sang malaikat, “ Nggak menolong gimana, pertama kita sudah mengajak lewat orang-orang, kemudian menawarkan perahu karet, lalu yang terakhir menurunkan helicopter untuk menolongmu, lha kamu nggak mau… Tuhan kira, kamu mau mati.”

Dari Ilusttrasi diatas menggambarkan kesuksesan tidak dihadiahkan lewat kejadian yang luar biasa, dan lewat perjuangan yang luar biasa, hanya sedikit ilmu dan kemauan agar semuanya menjadi lebih mudah.


Bukti paling nyata adalah, hadirnya Kita adalah satu dari 200 juta lebih sel sperma Ayah yang sukses, dan bertahan untuk bisa sampai di rahim Ibu kita. Artinya dari awal kita memang sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi seorang pemenang, dan sukses didunia. 
Hanya terkadang kita selalu beranggapan bahwa sukses itu selalu diukur dengan materi dan kemewahan yang melimpah. Sukses menjadi pribadi yang paling bermanfaat. Menjadi anak yang berbakti, menjadi Ayah yang tanggung jawab, menjadi Ibu yang penyanyang, adalah bagian dari paket kesuksesan hidup itu sendiri.

Jadilah Orang yang Sukses dengan Apapun keadaan yang kita hadapi sekarang ini.

Selasa, 05 Maret 2013

Mau Dapat Uang dan Bisa Keliling Dunia? Cobalah Tiru Kebiasaan Baik Ini..!

Sebagai Prolog Akan saya ceritakan sebuah pengalaman dari seorang guru yang berhasil menularkan sebuah virus yang berhasil membuat dunianya menjadi lebih indah dan berwarna.

Dia adalah Bapak Ganjar Triadi Kusuma S.pd, beliau  adalah seorang lulusan mahasiswa FIPS-UNNES, yang mengajar disebuah sekolah negeri di kota Semarang. Sedari SMA beliau adalah seorang yang sangat suka dengan tulis menulis,berawal dari kesukaanya terhadap dunia tulis menulis inilah banyak perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya. Ada sebuah keajaiban yang luar biasa menghantarkannya kepada sebuah loncatan hidup yang tak pernah sama sekali dia pikirkan sebelumnya.

Jangankan bisa ke Luar negeri, untuk memperoleh penghasilan lebih dari cukup adalah sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Yah..proses itu dimulai dari sebuah kata..”MENULIS”, prestasi terbesarnya adalah mampu menghantarkan anak didiknya beserta dirinya bisa mendapatkan perjalanan Jakarta-Sydney Australia PP,mendapatkan fasilitas lux, dan mendapatkan uang saku setara 10 juta, untuk berlibur selama seminggu di Australia. Dia telah menulis di 30 koran dan majalah di Indonesia. Dari hasil menulisnya ini berhasil memberikan sumbangan berupa materi dan non materi.

Untuk membiasakan suka menulis harus dimulai dari membiasakan semangat mengawali dan mengakhiri dalam menghasilkan sebuah produk tulisan, menegnai persoalan mutu, apakah hasil tulisan itu baik atau kurang baik,janganlah dijadikan persoalan utama karena seiring dengan seringnya latihan, perlahan namun pasti persoalan mutu tulisan akan membaik dengan sendirinya. Begitulah terangnya dalam sebuah sesi tulisannya.

Dia menceritakan kenapa budaya menulis kini menjadi sangat sulit untuk diterapkan pada anak didik? Lalu dia menceritakan sebuah budaya guru masa kini yang sudah sangat jarang sekali menulis ketika memasuki kelas.

“Jika seorang guru memasuki kelas, sejak awal hingga akhir pelajaran tidak mengucapkan sepatah katapun, hanya menulis dan menyampaikan pesan komunikasi pendidikan menggunakan media papan tulis, rasanya ada sesuatu yang janggal. Ada hal aneh dan tidak lazim.Namun sebaliknya, jika seorang guru sejak awal hingga akhir jam pelajaran hanya berbicara, berceramah, memberikan orasi di depan kelas, tanpa sedikitpun menulis di papan tulis, rasanya biasa-biasa saja. Hal itu banyak terjadi di depan kelas.” 

Dari uraian di atas dia menggambarkan betapa budaya berbicara dan banyak omong lebih dekat dan lekat dengan siswa-siswi dalam proses pembelajaran. Sedangkan budaya menulis tingkatnya jauh berada dibawahnya. Hal itu terjadi sejak guru mengajar di bangku TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Mereka memberikan contoh pembelajaran yang akhirnya membudaya, lebih banyak berbicara dari pada menulis.Kebiasaan itu akhirnya menjadi sebuah budaya di wajah pendidikan kita. Orang lebih banyak berbicara, dari pada menulis. Efeknya orang tidak (terlalu suka) membaca. Apalagi bacaan yang agak berat seperti halnya bacaan buku berisi ilmu pengetahuan ataupun artikel tentang suatu permasalahan dalam kehidupan di masyarakat. 

Secara tidak sengaja para guru dan para dosen mengajarkan kepada siwa-siswi dan mahasiswanya untuk lebih banyak berbicara dari pada menulis. Maka dunia menulis – dalam pengertian menulis artikel atau tulisan mengandung muatan ilmiah, menjadi demikian jauh. Karena jauh, dianggap sesuatu yang asing, sulit, dan tidak disukai.Untuk mengembalikan sesuatu yang “jauh” tadi, maka harus dilakukan upaya pendekatan-pendekatan. Tidak perlu untuk saling menyalahkan, tidak perlu malu-malu mengakui kekurangan ini. Secara sistematis di semua lini dan jenjang pendidikan harus ditekankan tentang pentingnya siswa-siswi hingga mahasiswa-mahasiswi untuk suka dan terbiasa menulis. Jika sedang TK atau SD sudah terbiasa menulis sesuatu yang nyata di sekitarnya, maka jenjang berikutnya tinggal menyempurnakan.
Menulis adalah kecerdasan yang mendasari seseorang untuk akhirnya dapat membaca dan memperoleh ilmu yang tidak terbatas

Dahulukan Istri, Baru Kemudian Anak..Bukan Sebaliknya..!

Jelas ini adalah sebuah gambaran nyata dari perkembangan zaman era modern yang sudah semakin sulit untuk kita bendung . Tidak ada pilihan bagi kita kecuali adalah mengikutinya, tapi hendaknya kita harus menjadi pengikut yang baik. Dimana ketika tawaran budaya dari perkembangan zaman itu melanggar norma dan etika, maka tidak sepantasnya untuk kita ikuti, justru adalah sebaliknya kita harus mencegah dan menolaknya.

Klaim kita atas anak terlebih dahulu ketimbang istri, adalah seringkali muncul ketika seorang laki-laki ditanya, “untuk apakah anda bekerja..?”, “untuk menghidupi anak dan istri”…jawabnya.

Jika jawaban di atas adalah benar, maka sekarang klaimnya kita rubah, kenapa..? ini bukan hanya masalah pada penyebutan semata, tapi esensinya adalah jauh lebih besar dari sekedar sebuah sebutan. Karena konsep “anak dulu baru istri” itu adalah produk negatif dari budaya kekinian, dimana sekarang ini -maaf-remaja kita jauh lebih senang bikin anak ketimbang beristri terlebih dahulu. Karena pakem yang mereka bawa, karena dalih ” Anak dan Istri” , jadi digambarkanlah pada otak dangkal remaja kita, bahwa dahulukan anak sebelum istri. 

Itu adalah jelas-jelas sebuah kesalahan fatal yang mereka lakukan, dan bisa jadi kesalahan mereka karena keseringan kita mengucapkan kata anak dulu baru Istri. Di sadari atau tidak, benar atau salah, ragam realita sudah kita saksikan sendiri. Mengapa kita tidak kembali memperhatikan bagaimana orang-orang tua, nenek moyang kita dahulu bertutur, dimana selalu mengedepankan Istri baru kemudian anak, disamping makna kearifan, ketika orang yang pertama kali mendampingi kesusahpayahan kita dalam mengukir hari-hari sebelum ada hadirnya anak adalah seorang Istri, Istri ada sebelum anak lahir, penyebutan itu harus diurutkan sesuai dengan aturannya.

Bagaimana, bisakah kita merubah Sebutan Itu…?? perkara mudah tentunya

================
Salam Inspirasi Pagi

Resep Manjur, Berwirausaha Anti Gagal

Resep manjur anti gagal ini, sebelumnya pernah saya tayangkan tapi, entah saya lupa dimana saya mempublishnya, mudah-mudahan tidak kena hukuman admin. Jika saya menuliskannya kembali. Karena ini resep manjur, maka sudah dipastikan akan membuat anda benar-benar menjadi wirausahawan yg takkan pernah gagal..
  • Alasan
Temukan alasan yang kuat mengapa anda ingin berwirausaha. Apakah karena susah cari pekerjaan, atau ingin merasakan menjadi seorang bos, bisa juga ingin mendapatkan penghasilan yang tak terbatas. Alasannya bisa apa saja, yang terpenting semakin kuat alasan anda untuk berwirusaha maka semakin fokus anda pada tujuan anda.
  • Keyakinan Yang Kuat
Anda harus memiliki kepercayaan yang kuat dan positif. Contohnya : anda yakin bahwa anda bisa menjadi seorang wirausaha yang sukses, atau wirausaha itu mudah asal kita tahu caranya. Keyakinan yang positif seperti itulah yang harus anda bangun. Jangan sampai yang negatif yang justru mendominasi pikiran anda. misalnya seperti : saya takut gagal, wirausaha itu perlu bakat, dll. Pikiran negatif seperti itu harus anda singkirkan jauh-jauh.
  • Impian yang Jelas
Anda harus memiliki impian yang jelas. Karena dengan impian itu anda akan termotivasi untuk meraihnya. Jangan takut untuk memiliki impian yang tinggi. Karena semakin tinggi impian anda tentunya akan memberikan daya dorong yang lebih besar pada diri anda. Akan tetapi tetap harus bersikap fleksibel dan jangan sampai impian anda sesuatu yang mustahil bisa dicapai.
  • Penguasaan Ilmu (Belajar)
Dalam memulai wirausaha kita dituntut untuk terus belajar dan memiliki pikiran yang terbuka. Kita bisa belajar dari buku, orang lain yang sudah menjalankan bisnis, ataupun dari seminar-seminar.
  • Aksi
Langkah inilah yang paling penting dalam berwirausaha. Karena tanpa aksi tidak akan ada yang terjadi. Hanya dengan aksi atau tindakanlah kita bisa semakin dekat dengan impian kita.
  • Doa
Langkah yang ke-6 adalah do’a. Karena bagaimanapun kerasnya usaha kita, tetap saja Tuhan jugalah yang menetukan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berusaha.
  • Pantang Menyerah
Langkah yang paling mentog, dan tak bisa ditawar lagi jika anda ingin menjadi wirausahawan yang sukses adalah jangan pernah menyerah, tetaplah fight, meski beragam kegagalan menghambat usaha anda.
Ingat dalam kamus seorang wirausahawan, ” tidak ada yang namanya gagal , yang ada hanyalah gagal mempertahankan niat anda”
Semoga tips ini bisa bermanfaat buat temen-temen yang ingin mulai berwirausaha

Senin, 04 Maret 2013

Gadis Berusia Lebih Dari 30 Tahun, Beresiko Tinggi Takut untuk Menikah

Saya punya seorang tetangga yang dijuluki oleh para teman kerjanya sebagai “perawan tua”. Karena usianya yang lebih dari 30 tahun tapi belum juga menikah. Entah saya tidak tahu persis kenapa dia sampai mengalami hal yang demikian berat itu.

Keinginan untuk menikah tentu adalah milik oleh semua para wanita, yang bisa merasakan bagaimana indahnya memadu kasih dengan orang yang dicintai, mengandung, melahirkan anak, dan membesarkannya adalah sebuah rangkain dari rutinitas wanita yang tentu semua wanita normal didunia ini pasti memimpikannya.

Namun, terkadang takdir Tuhan yang berlaku untuk hamba-Nya bisa sangat berlainan dengan apa yang diimpikan oleh seseorang. Takdir itu juga tidak serta merta salah Tuhan, karena  Tuhan sudah  memberikan kesempatan yang luas kepada manusia untuk menentukan jalan dan usaha dalam memperoleh sebuah impiannya.

Tidak hanya berhenti di tetangga saya itu, saya juga punya pengalaman dari seorang kawan, yang mengatakan bahwa kakaknya tidak segera menikah padahal usianya sudah berkepala tiga. Ketika ditanya kenapa tidak segera menikah, jawabnya adalah dia merasa takut dan sudah kehilangan gairah untuk memulai sebuah niatan menikah. Gairahnya seolah menurun dengan terus meningkatnya usianya. Tampilan fisik yang sudah tidak menarik, gairah yang sudah tidak lagi memuncak. Dan beban moral yang disandang sebagai “perawan tua” lengkap sudah.

Ternyata effeknya tidak hanya sampai disitu, disebagian adat masyarakat jawa, berlaku jika perawan yang punya adik laki-laki dan adik laki-laki itu mau menikah padahal sang kakak belum menikah, maka hal itu tidak dibolehkan, dan tidak” etis” lah kira-kira begitu. Jadi efeknya beruntun, seperti itu juga yang berlaku di keluarga tetangga saya itu. Adiknya yang juga tak terpaut jauh usianya harus menerima akibat dari kesalahan kakaknya yang tidak segera menikah.

Padahal jika ditimbang-timbang, apa salah sang adik , hingga harus menerima akibat yang tidak dia lakukan.
Persepsi tentang gadis berusia lebih dari 30 tahun beresiko tinggi untuk takut menikah belumlah menggambarakan keadaan  yang sebenarnya, karena pasti ada hal-hal yang beraneka macam yang melandasi seorang gadis tidak segera menikah. Sikap Trauma, mengejar karir, menganggap enteng jodoh, dan sebab-sebab lain, yang menghalanginya untuk mengundur-undur pernikahan.

Tapi, dari contoh yang saya bawakan diatas, saya berasumsi bahwa semakin tinggi usia seorang wanita, bukannya semakin matang tapi justru semakin bimbang untuk menikah.
Setujukah anda..?