Selasa, 24 Mei 2011

Macam-macam Ide Bisnis

Sejenak,disela-sela rutinitas harian saya sebagai buruh pabrik,saya selalu menyempatkan diri untuk sekedar berbincang-bincang dengan teman-teman,topik pembicaraannya pun variatif.Mulai dari politik dalam dan luar negeri,Olahraga(sepak bola)dalam dan luar negeri,ekonomi,sosial dan budaya.Tak terlewatkan juga topik tentang Humaniora,yang selalu menarik untuk di perbincangkan.
Obrolan hangat pun,dimulai sambil tetap melakukan aktivitas pekerjaan.Meski saya dan teman-teman saya seorang buruh pabrik,tapi itu tidak lantas membuat kami,terhalangi dari untuk tahu dan mengerti atas segenap berita dan peristiwa terhangat yang terjadi di dalam,maupun diluar negeri.
Lewat media televisi,koran,bahkan tak segan-segan mereka rela menghabiskan jatah uang pulsanya untuk mencari tahu di dunia maya,lewat HP jadul mereka.
Menarik memang,ketika saya bisa di ajak cerita,dan sharing  tentang segala hal yang mereka hadapi.
Banyak dari teman-teman saya yang selalu mengeluhkan tentang kesulitan ekonomi,dan rendahnya penghasilan.Padahal mereka sudah bekerja dengan penuh semangat.Rata-rata mereka sudah berkeluarga,dan praktis lewat tangan merekalah kebutuhan keluarganya harus di penuhi.
Sebut saja dia Hayat,seorang buruh pabrik yang sudah bekerja menjadi buruh kasar selama hampir 10 tahun,di pabriknya yang dahulu,dia harus terpaksa di PHK karena pabriknya mengalami kebangkrutan.Impian untuk mendapatkan tunjangan kompensasi PHK pun sirna,ketika dia mendapati hanya 5 % dari total yang harus dia terima.Dan sisanya entah dibawa kabur kemana oleh menejemen perusahaan.
Kini Hayat,sudah masuk dan diterima di Pabrik saya,kurang lebih 5 tahun yang lalu.Rentang waktu 5 tahun itupun,kondisi keuangannya pun morat-marit,gali lubang tutup lubang,selalu seperti itu.Upah yang dia terima pun sangat jauh dari standar pendapatan.Dengan dua anak,dan satu istri yang selalu mengharapkan tercukupinya kebutuhan mereka selalu menjadi tuntutan,agar dia harus tetap rajin bekerja,dan berusaha dengan sekuat tenaga.
“Hidup saya kok malang terus..”Hayat membuka obrolan hangat
“Kenapa Pak..?”jawab saya,dengan sambil tetap bekerja
Kerja sudah mati-matian,tanggung jawab penuh,tetap saja dinilai buruk sama Ci’ Pien(staff penilaian di pabrik kami)” jawab Pak Hayat dengan mimik muka yang memelas.
Yah..yang pentingkan Pak Hayat,sudah berusaha untuk menjalankan pekerjaan dengan baik,tentang penilaian orang,janganlah terlalu di pusingkan.”jawab saya sekenanya…
Ga bisa begitu dong Mad,masak saya sudah 5 tahun bekerja disini,gaji saya sama dengan anak yang baru masuk?,gimana menilainya…?“Jawab Pak Hayat bersungut-sungut…
Hhhuufffttt…..(dengan hembusan nafas yang saya lepaskan),dalam hati saya juga merasakan hal yang sama dengan kondisi dia..
Tak cukup itu,kini kami tengah menghadapi polemik “buruh kontrak”,dan tak ada lagi yang mau memperdulikan nasib kami
***
Inilah lakon hidup,kita tak bisa melawan takdir,kita hanya mirip seperti tokoh pewayangan,yang sudah diberi lakon oleh sang dalang.
Uang memang bukanlah segalanya,tapi mustahil orang akan bahagia tanpa Uang.
***
Dia selalu mengatakan kata-kata itu,padahal kita sebagai manusia  di berikan kekuatan untuk bisa berusaha merubah nasib kita.Miskin bukanlah takdir,tapi itu adalah pilihan yang Allah bentangkan,untuk kita mau memillihnya atau menolaknya.Berusaha dengan sungguh-sungguh dan pantang untuk putus asa dan menyerah.
Banyak mereka yang hari ini kaya dan sukses,dahulunya mereka adalah orang-orang yang miskin papa.Dengan tekad dan kemauan,serta pertolongan dari Yang Maha Kuatlah mereka mampu untuk meraih impiannya.
=============================
Salam Inspirasi

10 komentar:

  1. Hеllо to all, the cоntents prеsеnt at
    thіs web pаge arе in faсt remarkablе
    for people expеriencе, ωell, keep up the nice worκ fellows.


    Feel free to visit my ωeb-sitе :: reputation management

    BalasHapus