• Kenali Potensi Diri Kita

    Sebelum Kita lebih jauh mempelajari strategi dan ide bisnis yang kita jalankan ada lebih baiknya jika kita ketahui dulu tentang potensi yang ada dalam diri kita

  • Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

    Ide bisnis rumahan atau peluang usaha dengan modal kecil yang paling menjanjikan untuk dikelola sendiri atau bersama dengan anggota keluarga sebenarnya sangat banyak ragamnya. Bahkan tidak jarang dari yang semula hanya sekedar coba coba justru akhirnya menjadi pekerjaan utama dengan potensi penghasilan yang cukup membanggakan.

  • Usaha Yang Cocok di Desa

    Bismillah… Kalau kita hidup di kota akan jauh lebih mudah menemukan ide bisnis yang banyak dan bisa dijalankan, ketimbang bila kita hidup jauh dari kota (desa). Seperti yang kita tahu pertumbuhan ekonomi di desa tidak bisa disamakan dengan pertumbuhan ekonomi kota. Hal itu juga yang harusnya menjadi alasan untuk kita bisa menentukan ide bisnis yang tepat untuk bisa dijalankan di masyarakat desa.

  • Cara Meningkatkan Traffic Blog

    Belajar seo dan belajar untuk mendatangkan traffik ke blog memang butuh ketekunan, mungkin selama ini, banyak sekali pertanyaan: bagaimana ya Cara Untuk Meningkatkan Traffic Blog/website? Jika anda seorang blogger atau pemilik sebuah website, anda pasti menginginkan traffic yang lebih banyak untuk blog atau website anda tersebut.

Sabtu, 23 Juni 2012

Bedanya Orang Yang Sukses dan Orang Gagal Hanyalah Sedikit

Orang sukses hanya butuh satu alasan untuk bisa sukses, yakni tidak ada alasan. Sedangkan orang gagal selalu mencari banyak alasan untuk membenarkan kegagalannya.


Ukuran sukses itu apa..? apakah dari banyaknya harta? apakah dari banyaknya relasi? apakah dari menterengnya jabatan..?

saya katakan ” iya bisa jadi”. Jika saja dengan banyaknya harta itu dia bisa berbuat untuk lebih baik, bisa jadi dengan relasi yang banyak itu dia bisa menyebarkan kebaikan sebanyaknya-banyaknya tidak hanya untuk dirinya dan keluarganya sendiri tapi juga untuk orang lain.

Sukses memang selalu identik dengan kaya, namun tidak hanya berhenti di kekayaan saja. Kaya yang bisa memanfaatkan untuk mengayakan orang lain. Orang kaya yang merasa masih kurang dan haus akan harta belum disebut sebagai orang sukses, orang kaya yang punya harta melimpah tujuh turunan, tapi dia tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkan assetnya, hartanya, tabungannya aman atau tidak, berarti dia belum disebut orang yang sukses.

Orang miskin selalu melihat orang kaya sebagai orang sukses, melihat mobil mewah, rumah megah, kekayaan melimpah, pasti orang miskin akan mengatakan “lihatlah orang itu telah sukses dalam hidupnya”. Namun orang kaya akan berbalik, melihat orang miskin yang bahagia meski hanya makan dengan ikan asin, sayur seadanya, namun bisa bercanda dengan istri dan anaknya serta mensyukuri nikmat Tuhan, maka si kaya akan berkata ” lihatlah orang miskin itu, mereka bahagia meski tidak punya harta benda, tidak seperti aku…” jadi sebenarnya perbedaan sudut pandang inilah yang menyebabkan jurang pemisah. Yang bisa menjadi jawabannya adalah tanyakanlah pada hati kita masing-masing.

Bisa jadi kita adalah orang miskin yang sukses, atau orang kaya yang sejatinya adalah miskin. Orang kaya adalah orang yang tidak lagi merasa ingin memiliki sesuatu dalam hidupnya.

Hari ini jika anda merasa gagal, tidak ada alasan bagi anda untuk mencari-cari alasan. Belajarlah mensyukuri atas semua nikmat yang telah hari ini anda dapatkan.

Mau Dapat Uang dan Bisa Keliling Dunia? Coba Tiru Kebiasaan Ini..!!

Sebagai Prolog Akan saya ceritakan sebuah pengalaman dari seorang guru yang berhasil menularkan sebuah virus yang berhasil membuat dunianya menjadi lebih indah dan berwarna.

Dia adalah Bapak Ganjar Triadi Kusuma S.pd, beliau adalah seorang lulusan mahasiswa FIPS-UNNES, yang mengajar disebuah sekolah negeri di kota Semarang. Sedari SMA beliau adalah seorang yang sangat suka dengan tulis menulis,berawal dari kesukaanya terhadap dunia tulis menulis inilah banyak perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya. Ada sebuah keajaiban yang luar biasa menghantarkannya kepada sebuah loncatan hidup yang tak pernah sama sekali dia pikirkan sebelumnya.

Jangankan bisa ke Luar negeri, untuk memperoleh penghasilan lebih dari cukup adalah sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Yah..proses itu dimulai dari sebuah kata..”MENULIS”, prestasi terbesarnya adalah mampu menghantarkan anak didiknya beserta dirinya bisa mendapatkan perjalanan Jakarta-Sydney Australia PP,mendapatkan fasilitas lux, dan mendapatkan uang saku setara 10 juta, untuk berlibur selama seminggu di Australia. Dia telah menulis di 30 koran dan majalah di Indonesia. Dari hasil menulisnya ini berhasil memberikan sumbangan berupa materi dan non materi.

Untuk membiasakan suka menulis harus dimulai dari membiasakan semangat mengawali dan mengakhiri dalam menghasilkan sebuah produk tulisan, menegnai persoalan mutu, apakah hasil tulisan itu baik atau kurang baik,janganlah dijadikan persoalan utama karena seiring dengan seringnya latihan, perlahan namun pasti persoalan mutu tulisan akan membaik dengan sendirinya. Begitulah terangnya dalam sebuah sesi tulisannya.

Dia menceritakan kenapa budaya menulis kini menjadi sangat sulit untuk diterapkan pada anak didik? Lalu dia menceritakan sebuah budaya guru masa kini yang sudah sangat jarang sekali menulis ketika memasuki kelas.

“Jika seorang guru memasuki kelas, sejak awal hingga akhir pelajaran tidak mengucapkan sepatah katapun, hanya menulis dan menyampaikan pesan komunikasi pendidikan menggunakan media papan tulis, rasanya ada sesuatu yang janggal. Ada hal aneh dan tidak lazim.Namun sebaliknya, jika seorang guru sejak awal hingga akhir jam pelajaran hanya berbicara, berceramah, memberikan orasi di depan kelas, tanpa sedikitpun menulis di papan tulis, rasanya biasa-biasa saja. Hal itu banyak terjadi di depan kelas.”

Dari uraian di atas dia menggambarkan betapa budaya berbicara dan banyak omong lebih dekat dan lekat dengan siswa-siswi dalam proses pembelajaran. Sedangkan budaya menulis tingkatnya jauh berada dibawahnya. Hal itu terjadi sejak guru mengajar di bangku TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Mereka memberikan contoh pembelajaran yang akhirnya membudaya, lebih banyak berbicara dari pada menulis.Kebiasaan itu akhirnya menjadi sebuah budaya di wajah pendidikan kita. Orang lebih banyak berbicara, dari pada menulis. Efeknya orang tidak (terlalu suka) membaca. Apalagi bacaan yang agak berat seperti halnya bacaan buku berisi ilmu pengetahuan ataupun artikel tentang suatu permasalahan dalam kehidupan di masyarakat.Secara tidak sengaja para guru dan para dosen mengajarkan kepada siwa-siswi dan mahasiswanya untuk lebih banyak berbicara dari pada menulis. Maka dunia menulis – dalam pengertian menulis artikel atau tulisan mengandung muatan ilmiah, menjadi demikian jauh. Karena jauh, dianggap sesuatu yang asing, sulit, dan tidak disukai.Untuk mengembalikan sesuatu yang “jauh” tadi, maka harus dilakukan upaya pendekatan-pendekatan. Tidak perlu untuk saling menyalahkan, tidak perlu malu-malu mengakui kekurangan ini. Secara sistematis di semua lini dan jenjang pendidikan harus ditekankan tentang pentingnya siswa-siswi hingga mahasiswa-mahasiswi untuk suka dan terbiasa menulis. Jika sedang TK atau SD sudah terbiasa menulis sesuatu yang nyata di sekitarnya, maka jenjang berikutnya tinggal menyempurnakan.

Menulis adalah kecerdasan yang mendasari seseorang untuk akhirnya dapat membaca dan memperoleh ilmu yang tidak terbatas.