Saya punya seorang tetangga yang
dijuluki oleh para teman kerjanya sebagai “perawan tua”. Karena usianya
yang lebih dari 30 tahun tapi belum juga menikah. Entah saya tidak tahu
persis kenapa dia sampai mengalami hal yang demikian berat itu.
Keinginan untuk menikah tentu adalah
milik oleh semua para wanita, yang bisa merasakan bagaimana indahnya
memadu kasih dengan orang yang dicintai, mengandung, melahirkan anak,
dan membesarkannya adalah sebuah rangkain dari rutinitas wanita yang
tentu semua wanita normal didunia ini pasti memimpikannya.
Namun, terkadang takdir Tuhan yang
berlaku untuk hamba-Nya bisa sangat berlainan dengan apa yang diimpikan
oleh seseorang. Takdir itu juga tidak serta merta salah Tuhan, karena
Tuhan sudah memberikan kesempatan yang luas kepada manusia untuk
menentukan jalan dan usaha dalam memperoleh sebuah impiannya.
Tidak hanya berhenti di tetangga saya
itu, saya juga punya pengalaman dari seorang kawan, yang mengatakan
bahwa kakaknya tidak segera menikah padahal usianya sudah berkepala
tiga. Ketika ditanya kenapa tidak segera menikah, jawabnya adalah dia
merasa takut dan sudah kehilangan gairah untuk memulai sebuah niatan
menikah. Gairahnya seolah menurun dengan terus meningkatnya usianya.
Tampilan fisik yang sudah tidak menarik, gairah yang sudah tidak lagi
memuncak. Dan beban moral yang disandang sebagai “perawan tua” lengkap
sudah.
Ternyata effeknya tidak hanya sampai
disitu, disebagian adat masyarakat jawa, berlaku jika perawan yang punya
adik laki-laki dan adik laki-laki itu mau menikah padahal sang kakak
belum menikah, maka hal itu tidak dibolehkan, dan tidak” etis” lah
kira-kira begitu. Jadi efeknya beruntun, seperti itu juga yang berlaku
di keluarga tetangga saya itu. Adiknya yang juga tak terpaut jauh
usianya harus menerima akibat dari kesalahan kakaknya yang tidak segera
menikah.
Padahal jika ditimbang-timbang, apa salah sang adik , hingga harus menerima akibat yang tidak dia lakukan.
Persepsi tentang gadis berusia lebih
dari 30 tahun beresiko tinggi untuk takut menikah belumlah
menggambarakan keadaan yang sebenarnya, karena pasti ada hal-hal yang
beraneka macam yang melandasi seorang gadis tidak segera menikah. Sikap
Trauma, mengejar karir, menganggap enteng jodoh, dan sebab-sebab lain,
yang menghalanginya untuk mengundur-undur pernikahan.
Tapi, dari contoh yang saya bawakan
diatas, saya berasumsi bahwa semakin tinggi usia seorang wanita,
bukannya semakin matang tapi justru semakin bimbang untuk menikah.
Setujukah anda..?
Iya gan betul sodara ane juga gtu udah 34 th g kawin2
BalasHapus