Jumat, 08 Februari 2013

Lemparan Batu yang Menyadarkan

Suatu sore yang cerah, disebuah jalan yang lengang, melintaslah sebuah mobil mewah yang melaju kencang, sang pemilik begitu merasa bahagia dan senang menikmati jalanan sore itu. Sampailah mobil mewah itu tepat berada disebuah padang semak belukar, menutupi sebuah pohon yang cukup rindang. Namun, tiba-tiba bapak pemilik mobil itu terkejut dan kaget karena suara yang cukup keras yang menghantam mobil mewahnya. Lalu pemilik mobil itu menghentikan laju kendaraannya dan menepi  kepinggir jalan. Keluarlah dia dari mobil mewahnya dan mengecek dari mana asal suara itu. Dia sangat khawatir mobilnya akan mengalami kerusakan.

1355504479754259833
ilustrasi (abughalib.blogspot.com)

Betapa terkejutnya Bapak pemilik mobil itu, dia mendapati kaca lampu depannya ternyata pecah, karena dihantam sebuah batu. Dengan hati yang kesal dan penuh dengan amarah dia menyisir padang semak belukar dan ingin mencari tahu siapa yang sudah berani menghancurkan kaca lampu mobil mewahnya. Nampaklah sebuah tubuh mungil seorang bocah tirus, dengan nafas yang masih tersengal, ada balutan ketakutan dan keterpaksaan yang menggantung dipundaknya. Lalu bocah mungil itu kemudian berlari ke arah bapak sang pemilik mobil mewah.

Belum sempat Bapak itu mengeluarkan kata-katanya, bocah itu sudah bicara terlebih dahulu ” maaf Pak, saya terpaksa menghantam mobil bapak, karena saya tidak tahu lagi dengan cara apa saya bisa menghentikan setiap laju mobil yang lalu lalang, agar dapat saya mintai tolong.” pemilik mobil masih merasa amarahnya memuncak, namun bocah itu kembali berkata ” Bapak boleh marah kepada saya, tapi setelah bapak mau menolong saya..di sana, dibalik semak itu ada adik saya yang lumpuh tergolek tak berdaya di atas kursi roda, saya bermaksud ingin membawanya berobat ke kota, namun saya sudah kelelahan mendorongnya..”

Dengan cepat bocah mungil itu menuntun tangan bapak pemilik mobil itu menuju sebuah pohon dibalik semak belukar.. dan Bapak itu mendapati sesosok tubuh gadis mungil seluruh tubuhnya mengering, tertinggal tulang dan kulit pembungkusnya, dia mengeluh mengaduh kesakitan. Berangsur amarah bapak tersebut mereda dan tergerak hatinya untuk membantu bocah tersebut, didoronglah kursi roda yang sudah karatan, dan membopongnya masuk kedalam mobil mewahnya menuju rumah sakit di kota.

####

Ditengah-tengah hidup kita yang sedang melaju dengan begitu tenangnya, begitu lancar dan tanpa hambatan, hendaknya kita harus tetap memperhatikan bahwa disekeliling kita masih ada orang lain yang dengan terpaksa melawan jatah takdir hidupnya dengan tangis darah dan air mata kepedihan.

0 komentar:

Posting Komentar