Senin, 16 April 2012

Jadi Orang Janganlah Mudah Terharu

Melihat orang lain yang memiliki nasib hidup yang kurang beruntung dan masih berada di bawah kita, akan membuat hati kita merasa bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Hati kita menjadi lebih peka dengan lingkungan yang ada disekitar kita. Dan kita akan lebih menahan diri dari rasa ketamakan mengejar harta duniawi.
Kepada mereka para fakir miskin,anak-anak jalanan,anak-anak kecil yang harus pontang-panting mencari penghidupan untuk keluarganya,bapak-bapak pemungut sampah,ibu-ibu penyapu jalanan,penyapu sisa-sisa butiran beras dikantong-kantong penuh sesak,ibu-ibu renta penjual jasa penggendong dipasar-pasar.

Kepada mereka yang tak pernah menyerah dengan kondisi sesulit apapun, kepada mereka yang tak pernah mau menjatuhkan harga dirinya dengan mengais meminta-minta belas kasihan orang lain. Kepada mereka yang merasa cukup atas rizki yang diterimanya hari ini.
Tentu, melihat mereka selayaknya sedang bercermin dan mengukur diri,andaikan yang menjadi mereka adalah kita,keluarga kita.

“Jadi orang janganlah mudah terharu,tapi jadilah orang yang mudah tergerak” (cak lontong)

Orang terharu yang pertama kali dia ambil adalah sapu tangan,sapu tangan itu dia gunakan untuk menahan tangis yang meledak-ledak.Sesudah kejadian itu berlalu dari pandangan mereka,maka mereka dengan mudah melupakannya,tangisnya yang meledak-ledak tak lagi membekas.

Sedang orang yang mudah tergerak, pertama kali yang dia ambil adalah dompetnya,dan siap-siap memberikan uang atau sedikit rizkinya untuk membantu dan meringankan beban kepada mereka yang membutuhkan. Meskipun,dia sendiri masih kekurangan. Tapi,tak ada alasan bagi dia untuk tidak membantu mereka yang memang pantas untuk dibantu.

Tapi,jangan tiru kebiasaan yang buruk orang ini. Jika dikeramaian dia dengan sigap mengambil dompet anda. Meski dengan berjuta alasan,tetap saja tidak bisa dibenarkan.Itulah pencuri,dan seburuk-buruk pencuri adalah pencuri yang berteriak pencuri..Maling teriak Maling.Alias Munafik

0 komentar:

Posting Komentar