Lele merupakan jenis ikan yang harga jualnya cukup murah. Sehingga ikan ini bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Konsumen tetap usaha pembesaran lele yaitu para pedagang ikan dipasar, yang mengambil stok dagangannya dari para pengusaha pembesaran lele. Selain dibeli para pedagang ikan segar, ikan lele juga sering dicari para pelaku bisnis makanan seperti pedagang pecel lele, pembuat nugget lele, atau para pemilik catering yang ada di sekitar lokasi pembesaran lele.
Berikut langkah – langkah yang harus diperhatikan pada proses pembesaran, setelah kolam terpal telah selesai dibuat :
1. Pemilihan bibit
Lebih baik gunakan bibit lele yang sudah bisa mengkonsumsi pellet F999 (pellet butiran) biasanya bibit umur 2 minggu yang berukuran 7 cm sampai 9 cm, agar lebih mudah perawatannya. Karena bibit yang terlalu kecil, masih mudah mati bila dipindahkan ke lingkungan yang baru. Untuk kolam terpal ukuran 2×3 meter bisa dimasukan bibit lele sebanyak 1000 ekor dengan ketinggian air 30 cm.
Pakan utama untuk pembesaran lele adalah pelet (makanan pabrik), untuk umur 2 minggu menggunakan pelet F 999, kemudian menggunakan 781-2 untuk umur setelah 2 minggu hingga 2 bulan, serta 781 untuk umur setelah dua bulan hingga siap panen sekitar umur 3 bulan. Selain pelet, pakan yang dapat digunakan untuk mengurangi pengeluaran yaitu pakan tambahan berupa keong emas yang direbus, dedak halus, ampas rumah tangga, maupun ikan yang telah dihancurkan. Pemberian makan dilakukan sehari 3 kali, untuk malam hari berikan pakan lebih banyak karena pada malam hari nafsu makan lele lebih besar.
Lele dapat dipanen setelah 3 bulan, biasanya lele yang diminati pasaran yaitu lele ukuran 5 sampai 10 ekor / kg atau sesuai dengan permintaan pasar. Pada kolam terpal, panen lele dapat dilakukan bersamaan dengan proses sortir.
Kolam terpal dipilih sebagai alternatif untuk peluang bisnis pembesaran lele karena memberikan banyak keuntungan. Usaha ini membutuhkan biaya yang relatif murah dan dinilai lebih praktis, dapat dibuat sendiri karena tidak serumit kolam permanen yang terbuat dari beton. Keuntungan lainnya dari kolam terpal ini yaitu kolam mudah dibongkar pasang, sehingga bisa dipindah tempat jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Selain itu kondisi air kolam juga lebih terkontrol kebersihannya.
Pembesaran lele membutuhkan waktu yang cukup lama kurang lebih 3 bulan, jadi omset yang diterima juga menunggu masa pemanenan lele. Sehingga setiap harinya hanya biaya operasional saja yang dikeluarkan, sedangkan omset dan keuntungan baru bisa diperoleh setelah pemanenan lele. Selain itu kebersihan air kolam dan pemberian pakan juga harus diperhatikan, karena lele dapat terserang penyakit jika perawatannya kurang terjaga.
Pemasaran usaha ini lebih mengandalkan menjaga kualitas hasil panen lele yang bagus dan harganya juga bersaing. Sehingga secara tidak langsung pemasaran dibantu dari promosi melalui mulut ke mulut. Selain itu bisa juga menjalin kerjasama dengan para pedagang ikan di pasar, atau pelaku bisnis makanan yang membutuhkan persediaan lele. Peluang pasar bisa lebih luas, jika Anda membidik industri sebagai target pasar bisnis pembesaran lele.
Agar panen lele Anda maksimal, sebaiknya perhatikan langkah – langkah proses pembesaran lele. Sehingga lele tidak sampai terkena penyakit yang menyebabkan kualitas ikan lele menurun. Selain itu perluas kerjasama Anda dengan pelaku industri yang membutuhkan lele, sehingga pasar Anda semakin luas dan omset pun semakin meningkat.
5. Analisa Ekonomi
Dengan asumsi penggunaan 3 kolam terpal dengan ukuran 2 x 3 meter,
dan bibit lele 1000 ekor/kolam.
Modal Awal
Bibit lele (@ Rp 350,00 x 3000 ekor) : Rp 1.050.000,00
3 buah terpal ukuran 2 x 3 meter (@ Rp 150.000,00 x 3) : Rp 450.000,00
Peralatan tiang kolam (bambu, kayu tiang, dan paku) : Rp 300.000,00
Selang air 20 meter : Rp 50.000,00
Ember /baskom besar 3 buah : Rp 30.000,00 +
Total Rp 1.880.000,00
Biaya Operasional
Pakan Rp 200.000,00/sak x 10 sak : Rp 2.000.000,00
Biaya transport : Rp 100.000,00
Biaya lain – lain : Rp 50.000,00 +
Total : Rp 2.150.000,00
Omset
Penjualan hasil panen (Rp 11.000,00/kg x 300 kg) = Rp 3.300.000,00
Laba bersih
Rp 3.300.000,00 – Rp 2.150.000,00 = Rp 1.150.000,00
sumber:bisnisukm.com