Jumat, 01 Februari 2019
Your Like or Dislike
By Ahmad Mujiyarto, S.Pd at Februari 01, 2019
motivasi, motvasi, penyebab kegagalan, rahasia sukses
No comments
“Jika semua tempat adalah
sekolah, maka setiap orang adalah guru”
Ada sebuah pepatah lama yang
cukup mengakar kuat dalam ingatan, dan menjadi sumber pijakan banyak orang,
pepatah itu mengatakan “ lihatlah apa yang dibicarakan, jangan melihat siapa
yang berbicara”, Pepatah ini mengajarkan kepada kita, bahwa untuk mendapatkan
hikmah atau pesan atau pelajaran yang baik bagi kehidupan itu, bisa kita
dapatkan dari siapapun, tak perlu melihat status sosial, tak memandang dari
siapa yang berbicara, bahkan dari orang yang dianggap hina sekalipun harus
tetap kita dengarkan, karena mendapatkan hikmah atau ilmu itu lebih penting
daripada kita sibuk melihat siapa yang berbicara , betul ? saya berharap anda masih
sepakat dengan pepatah ini.
Akan tetapi, akhir-akhir ini, saya
melihat nampaknya pepatah itu sudah tidak lagi relevan dengan zaman sekarang.
Kenapa? Hari ini begitu banyak orang yang hanya mau mendengar dan mengambil
ilmu dari siapa yang berbicara, apa jabatannya, apa kedudukannya, berada dimana
dia, dan dia mendukung siapa dll. Dia hanya akan mau mendengar jika yang
berbicara itu adalah orang yang dia sukai, orang yang dia kagumi, orang yang
berada di dalam golongannya, orang yang sama pilihannya, jika berada diluar itu
dia tidak akan mau mendengarnya, tidak akan mau mengikutinya, dan lebih parah
lagi menentang dan menghalang-halanginya agar dia tidak banyak bicara. Tak
peduli bahkan yang berbicara itu sekelas kiyai, Ustadz, Habib, dan siapapun
kalau tidak sesuai dengan pilihannya, dia tidak akan mau mendengarkannya…Betulkah?
Padahal yang disampaikan oleh
kiyai ini adalah benar, padahal yang disampaikan ustadz ini adalah kebaikan,
tapi karena sudah ada perasaan tidak suka karena, kiyai ini, ustadz ini, habib
ini karena tidak sama dengan pilihannya. Dan dia akan mencari-cari kekurangan
dan kelemahannya kiyai, atau ustadz tersebut. Mencari tandingan-tandingan dari
kiyai dan ustadz lain yang sepemahaman dengan mereka.
Orang-orang seperti ini susah
sekali diajak berdamai, yang ada dalam pikirannya hanya didominasi pikiran
negatif, karena merasa dirinyalah yang benar, kiyainyalah yang paling alim,
ustadznya lah yang paling pandai, pilihannya lah yang paling benar, dan
menganggap yang lain, menganggap yang diluar pilihannya adalah jelek, hina,
rendah, jahat, dan tidak benar. Itulah penyakit SOMBONG..Naudzubillahi min
ndzalik..
Iblis diusir dari SyurgaNya Allah SWT karena dia SOMBONG
merasa paling benar, paling baik, dan paling mulia, sedangkan Adam itu lebih
rendah, lebih hina, dan tidak layak dihormati. Dan Sombong inilah yang sekarang
banyak menjangkiti hati manusia.
Sombong itu cirinya adalah menolak kebenaran, dan
merendahkan oranglain.
Semoga kita semua terhindar dari penyakit hati yang sangat
merugikan ini.
Kita berdoa kepada Allah, agar senantiasa menghadiahkan
kepada kita hati yang ikhlas lagi rendah hati.
Yang mau menerima kebenaran, darimanapun datangnya. Amiin..
Sadar
@matapena